HUKUM MAD
HUKUM MAD
Arti
dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu : ا و ي
Jenis
mad terbagi 2 macam, yaitu :
1. Mad Ashli / mad thobi’i
Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila :
- huruf berbaris fathah bertemu dengan alif
- huruf berbaris kasroh bertemu dengan ya mati
- huruf berbaris dhommah bertemu dengan wawu mati
Panjangnya adalah 1 alif atau dua
harokat.
contoh :
نُوْحِيْهَا
2. Mad far’i
Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari
13 macam, yaitu :
1) Mad Wajib Muttashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan
hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat atau 2,5 alif. (harokat =
ketukan/panjang setiap suara)
Contoh :
جاءء
2) Mad Jaiz Munfashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan
hamzah dalam kata yang berbeda.
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat
(1, 2, atau 3 alif).
Contoh :
3) Mad Aridh Lisukuun
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan
huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof (berhenti).
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat
(1, 2, atau 3 alif). Apabila tidak dibaca waqof, maka hukumnya kembali
seperti mad thobi’i.
Contoh :
4) Mad Badal
Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal
kata. Lambang mad madal ini biasanya berupa tanda baris atau kasroh tegak .
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)
Contoh :
5) Mad ‘Iwad
Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir
kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain dan dibaca waqof.
Panjangnya 2 harokat (1 alif).
Contoh :
6) Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan
huruf yang bertasydid.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
Contoh :
7) Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi
Yaitu bila mad thobi’i bertemu dengan
huruf sukun atau mati.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
Contoh :
8) Mad Lazim Harfi Musyba’
Mad ini terjadi hanya pada awal surat
dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada delapan, yaitu :
Panjangnya adalah 6
harokat (3 alif)
Contoh :
9) Mad Lazim Mukhoffaf harfi
( )
Mad ini juga terjadi hanya pada awal
surat dalam al-qur’an. Huruf mad ini ada lima, yaitu :
Panjangnya adalah 2 harokat.
Contoh :
10) Mad Layyin
Mad ini terjadi bila :
huruf
berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain
yg juga mempunyai baris.
Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca
waqof (berhenti).
Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).
Contoh :
11) Mad Shilah
Mad ini terjadi pada huruh “ha” di akhir
kata yang merupakan dhomir muzdakkar mufrod lilghoib (kata ganti orang ke-3
laki-laki).
Syarat yang harus ada dalam mad ini
adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah “ha” dhomir harus berbaris hidup dan
bukan mati/sukun.
Mad shilah terbagi 2, yaitu :
a) Mad Shilah Qashiroh
Terjadi bila setelah “ha” dhomir
terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini dilambangkan dengan baris
fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf “ha” dhomir.
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).
Contoh :
b) Mad Shilah Thowilah
Terjadi bila setelah “ha” dhomir
terdapat huruf hamzah.
Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 –
2,5 alif).
Contoh :
12) Mad Farqu
Terjadi bila mad badal bertemu dengan
huruf yang bertasydid dan untuk membedakan antara kalimat istifham
(pertanyaan) dengan sebuutan/berita.
Panjangnya 6 harokat.
Contoh :
13) Mad Tamkin
Terjadi bila 2 buah huruf ya bertemu
dalam satu kalimat, di mana ya pertama berbaris kasroh dan bertasydid dan ya
kedua berbaris sukun/mati.
Panjangnya 2 – 6 harokat (1 – 3 alif).
Contoh :
|
Waqaf (وقف)
Waqaf dari sudut bahasa ialah
berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah tajwid ialah menghentikan
bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas dengan
niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Terdapat empat jenis waqaf yaitu:
§ ﺗﺂﻡّ (taamm) - waqaf sempurna -
yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara
sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak
memengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan
bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya;
§ ﻛﺎﻒ (kaaf) - waqaf memadai -
yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak
memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih
berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya;
§ ﺣﺴﻦ (Hasan) - waqaf baik -
yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi makna atau arti, namun
bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya;
§ ﻗﺒﻴﺢ (Qabiih) - waqaf buruk -
yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau
memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena
bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang
lain.
Tanda-tanda waqaf
1.
Tanda mim ( مـ ) disebut
juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat sempurna. Wakaf Lazim
disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi setelah kalimat
sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda mim ( م ),
memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh
berbeda dengan fungsi dan maksudnya;
2.
tanda tho ( ﻁ ) adalah
tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah
berhenti.
3.
tanda jim ( ﺝ ) adalah
Waqaf Jaiz. Lebih baik
berhenti seketika di sini
walaupun diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
4.
tanda zha ( ﻇ )
bermaksud lebih baik tidak
berhenti;
5.
tanda sad ( ﺹ ) disebut
juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat
darurat tanpa mengubah makna. Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah
pada fungsinya, dalam kata lain lebih diperbolehkan berhenti pada waqaf sad;
6.
tanda sad-lam-ya' ( ﺻﻠﮯ )
merupakan singkatan dari "Al-washl Awlaa" yang bermakna "wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih
baik", maka dari itu meneruskan bacaan tanpa mewaqafkannya adalah
lebih baik;
7.
tanda qaf ( ﻕ )
merupakan singkatan dari "Qiila alayhil waqf" yang bermakna
"telah dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari
itu lebih baik meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan;
8.
tanda sad-lam ( ﺼﻞ )
merupakan singkatan dari "Qad yuushalu" yang bermakna "kadang
kala boleh diwasalkan", maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh diwasalkan;
9.
tanda Qif ( ﻗﻴﻒ )
bermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti.
Tanda tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan
meneruskannya tanpa berhenti;
10. tanda sin ( س ) atau
tanda Saktah ( ﺳﮑﺘﻪ )
menandakan berhenti seketika
tanpa mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika
tanpa mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan;
11. tanda Waqfah ( ﻭﻗﻔﻪ )
bermaksud sama seperti waqaf saktah ( ﺳﮑﺘﻪ ), namun
harus berhenti lebih lama
tanpa mengambil napas;
12. tanda Laa ( ﻻ )
bermaksud "Jangan berhenti!". Tanda ini muncul kadang-kala
pada penghujung mahupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat,
maka tidak dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat,
pembaca tersebut boleh berhenti atau tidak;
13. tanda kaf ( ﻙ )
merupakan singkatan dari "Kadzaalik" yang bermakna
"serupa". Dengan kata lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf
yang sebelumnya muncul;
14. tanda bertitik tiga ( ... ...) yang
disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq (Terikat). Waqaf ini akan
muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara membacanya adalahharus
berhenti di salah satu tanda tersebut.
Jika sudah berhenti pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua
dan sebaliknya.
Komentar
Posting Komentar