MADRASAH UTAMA


MADRASAH UTAMA


Sebagai orang tua selalu memikirkan tentang masa depan pendidikan anak-anaknya. Sekolah jenis apa yang harus dipilih untuk dia. Bidang apakah yang sesuai untuk dia. Akan tetapi sekolah manapun dihantarkan anak-anak, rumah tetap akan menjadi madrasah terpenting untuk mereka.

Tidak sedikit ibu bapak telah mengasingkan fungsi sekolah dan rumah. Seakan akan, sekolah adalah tempat belajar, dan rumah adalah tempat anak-anak bebas melakukan apa saja. Mereka boleh menonton tv kapanpun, boleh menonton apa saja tayangan yang mereka suka, boleh bangun tidur semaunya, dan boleh bermain permainan komputer sepanjang hari.


Rumah adalah madrasah sebenarnya untuk anak-anak. Hampir semua sifat, akhlak dan jati diri anak-anak terbentuk dari rumah. Sekiranya dirumah hidup suasana agama, maka insya Allah, anak-anak yang lahir dari rumah itu juga akan menjadi orang yang beriman, berilmu dan beramal. Tetapi, seandainya rumah menjadi pusat hiburan, maka anak-anak yang lahir dari rumah itu mungkin akan menjadi sesuatu yang tidak perlu disebutkan disini.

Jika demikian, apa pula fungsi sekolah dan guru. Sekolah dan guru sebagai pembantu ibu bapak saja. Orangtua mengantar anak-anak ke sekolah karena menginginkan mereka menuntut ilmu” direct” dengan orang yang mempunyai kepakaran dalam bidang tertentu. Bagaimanapun, sekolah dan guru tidak mampu sepenuhnya untuk mendidik akhlak dan syahsiyah setiap pelajar secara khusus.

Tidak adil jika ibu bapak menyalahkan guru karena tidak pandai mendidik anak-anak mereka. Seorang guru perlu menjaga pelajar yang berjumlah 30 hingga 40 orang. Dari jumlah ini pun terbayangkan, bagaimana susahnya seorang guru dapat memberikan perhatian untuk setiap pelajarnya. Tetapi bagi setiap pasangan ibu bapak, Insya Allah, bisa dan mampu untuk mengawal dan mendidik anak-anak mereka yang hanya berjumlah 3 hingga 4 orang saja.

Melepaskan tanggung jawab mengajar dan mendidik 100 % kepada pihak sekolah adalah satu tindakan yang kurang bijak. Dan maaf jika ia dikatakan sebagai tindakan yang kurang bertanggung jawab. Selagi masih menyalahkan pihak sekolah karena kelemahan dan kegagalan anak, maka selagi itu anak-anak tidak akan berubah.

Jadi, siapakah yang sepatutnya  mendidik anak-anak. Ya , ibu bapak. Anak-anak adalah amanah yang Allah SWT berikan.  Mereka adalah anak-anak kita sendiri. Bukan anak ibu bapak, ibu guru atau anak-anak sekolah. Amanah inilah yang akan ditanya apabila sampai di akhirat nanti. Apabila berada di hadapan Allah SWT, tiada siapa lagi yang bisa disalahkan melainkan diri sendiri.

Setiap rumah perlu ada jadwal waktu.

Jadwal yang baik, adalah jadwal yang seimbang dan memenuhi segala keperluan anak-anak. Ada masa untuk belajar, ada masa untuk bermain, ada masa untuk membaca, ada masa untuk khidmat diri dan ibu bapak, ada masa menonton, ada masa untuk ibadah, ada masa untuk taklim, ada masa untuk dzikir dan ada masa untuk membaca Al Qur’an.

Bahan bantu pembelajaran.

Sekiranya merasakan tidak mampu untuk melakukan sendiri, bisa mendapatkan bahan bantu pembelajaran. Menyediakan buku-buku cerita, games pendidikan, CD/DVD, board games yang dapat dijadikan aktivitas bermanfaat bagi anak.
Ensiklopedia yang terbaik untuk anak-anak, ialah Al Qur’an. Upayakan apa saja cara untuk menambahkan kecintaan anak kepada Al Qur’an. Ibu Bapak yang mengajarkan anaknya Al Qur’an, di akhirat kelak, dia akan dipakaikan dengan mahkota yang cahayanya berganda-ganda lebih terang daripada cahaya matahari. Membaca dan menghafalkan Al Qur’an adalah aktifitas yang menyenangkan.

Suasana pembelajaran.

Jadikan pembelajaran di rumah yang menyenangkan. Belajar sambil bermain, belajar sambil memasak, belajar sambil menonton CD, belajar bersama ibu bapak. Anak-anak lebih cepat dan mudah belajar apabila mereka gembira. Apabila anak nampak menunjukkan kejenuhan, cepat-cepat menukarkan kepada aktifitas lain sebagai refreshing.

Memantapkan iman.

Apabila anak-anak dimantapkan imannya dari rumah, walau ke benua manapun dia dihantar untuk belajar, dia tetap akan menaati perintah Allah dan dia pasti akan berjaya. Rumah yang senantiasa penuh dengan mengingati dan menyebut nama Allah SWT, nama-nama ahli rumah itu akan selalu disebut-sebut di hadapan Allah dan di dalam majlis malaikat. Tentu menyenangkan bila mana kita disebutkan berulang-ulang di hadapan Allah, dan tentu rahmat dan perlindungan Allah SWT senantiasa memayungi rumah kita, Insya Allah.

Mantapkan amal.

Dari rumah perlunya bermula pendidikan amal. Cara amal yang dikehendaki Allah SWT, tiada lain adalah cara Rasulullah SAW. Didik anak-anak, makan cara Rasulullah SAW, tidur cara Rasulullah SAW, masuk dan keluar kamar mandi cara Rasululllah SAW, berpakaian cara Rasulullah SAW, beribadat cara Rasulullah SAW.

Apabila setiap amal anak menurut cara Rasulullah SAW, maka cinta kepada Rasulullah SAW bertambah. Dan sedikit demi sedikit akhlak baginda SAW akan menyerap ke dalam pribadi anak-anak.

Akhir kata Rumahku Surgaku adalah nikmat yang Allah SWT awalkan kepada kita semua.

“Sumber : Mutiara Alamy Penyejuk Jiwa Penyubur Iman”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INFORMASI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU MI AL MANAAR KUDUS TAHUN 2022/2023

Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 6 Tema 6 Subtema 1

Rangkuman Materi Kelas 6 Tema 6 Sub Tema 3 Masyarakat Sejahtera, Negara Kuat